Melihat Bahaya Serangan Virus Jahat Malware Hacker
Ilustrasi Malware.(cyberthreat/Reka) |
Melihat Bahaya Serangan Virus Jahat Malware Hacker
Pekan lalu, peretas berhasil membobol berbagai situs web pemerintah Ukraina. Bahkan menurut para ahli, serangan ini lebih serius dan dapat mengganggu kehidupan warga negara-negara tersebut.
“Ketika ketegangan meningkat, kami memperkirakan aktivitas siber yang lebih agresif di Ukraina dan mungkin di tempat lain.
(Mungkin termasuk) serangan dahsyat yang menargetkan infrastruktur penting,” kata John Hultquist, seorang analis di perusahaan keamanan siber AS Mandiant.
Tak lama setelah kejadian itu, Microsoft juga bergabung dalam percakapan tersebut.
Raksasa teknologi global itu mengatakan menemukan malware destruktif pada sistem beberapa lembaga dan organisasi pemerintah Ukraina tempat mereka bekerja.
Microsoft mengatakan mereka yang terkena dampak, termasuk lembaga pemerintah Ukraina, melakukan fungsi eksekutif atau tanggap darurat yang kritis.
Para korban serangan itu adalah perusahaan teknologi informasi yang mengelola situs web untuk klien sektor publik dan swasta.
Microsoft tidak menyebutkan nama perusahaan IT yang terlibat.
Setelah mengetahui kejadian hari Kamis, Microsoft mengatakan serangan itu tidak mengeksploitasi kerentanan dalam produk dan layanan Microsoft.
Reuters melaporkan bahwa Ukraina telah menyatakan kecurigaannya bahwa kelompok peretas yang terkait dengan intelijen Belarusia berada di balik serangan itu.
Para penyerang dikatakan telah menggunakan malware yang sama dengan kelompok yang terkait dengan intelijen Rusia.
Microsoft mengatakan bahwa malware yang disamarkan sebagai ransomware dapat menonaktifkan sistem komputer yang terinfeksi jika diaktifkan oleh penyerang.
Sementara itu, Hultquist mengatakan institusi dapat bersiap menghadapi ancaman tersebut.
Selama dua tahun terakhir, serangan terhadap rumah sakit, utilitas, dan sistem keuangan jarang ditargetkan secara agresif terhadap institusi dengan ransomware, pembekuan data, dan peralatan komputer yang diperlukan untuk merawat pasien di rumah sakit.
Kejahatan terorganisir biasanya datang dari Rusia. Serangan hari Jumat di situs web Ukraina digambarkan oleh Reuters sebagai peringatan untuk “berhati-hatilah dan berharap yang terburuk.”
Pada saat yang sama, Rusia juga mengumpulkan sekitar 100.000 tentara di dekat Ukraina.
Tetapi Moskow menyangkal keinginan untuk menyerang.
Salah satu serangan terkait Rusia terjadi pada Desember 2015. Akibatnya, 225.000 orang di Ukraina barat terputus aliran listriknya, dan para peretas menyabotase peralatan distribusi listrik dan mempersulit pemulihan aliran listrik.
Kemudian, di beberapa kota, pemadaman listrik berlangsung selama enam jam.
Selama dua bulan terakhir tahun 2016, peretas juga menyerang lembaga negara di Ukraina sebanyak 6.500 kali.
Dilaporkan bahwa badan intelijen Rusia telah meluncurkan perang cyber melawan Ukraina.